









Pernah membicarakan Kucing 1 ini gak ya…. Kayaknya belum yaaa.
Perkenalkan, namanya Kancil (silakan tanya bapak saya mengapa namanya demikian). Dia dipungut pas masih bayi, pas usianya hampir 1 bulan. Awalnya tentu saja tidak boleh memelihara lagi karena yaa kucing di rumah sudah ada 3 ekor (dan pada saat itu ada 2 ekor yang minta makan doang). Tapi karena masih bayi banget dan semalaman berisik mengeong terus kan gak tega juga yaa. Awal datang juga memang kelihatan kelaparan dan kedinginan bayiknya. Karena kuasa ayah>>>ibu, akhirnya mah ya dipungut juga. Ayah juga yang kasih nama anak kecil 1 ini.
Kayaknya dia terpisah dari induknya. Tapi pas kami tahu ada ibu dan anak kucing yang cukup mirip sama Kancil (pas baru datang). Kami juga sudah mencoba buat mengembalikan Kancil ke induknya kan tapi ditolak, kayaknya udah bau manusia kali yaa.😭😭😭 pada awal Kancil datang, kami masih belum memutuskan akan benar-benar mengurus bayi 1 ini. Tentu saja tetap kasih makan dan minum. Beruntung dia bisa pipis dan pup di kota pasir yang awalnya disediakan untuk Genji.
Setelah ditolak induk kucing sebelumnya, keesokan harinya masih kami coba untuk dikasih ke ibunya lagi kan (karena induknya masih tinggal di sekitaran rumah) tapi ternyata Kancilnya (mungkin) sudah sakit hati karena ditolak, dia malah lari balik minta ke rumah. Sejak itu juga kami langsung paham, Kancil sudah menemukan rumah baru.
Nah… dia masih bertemu genji lah ya. Jujur aja awal memelihara Kancil ini kami serumah masih perlu adaptasi ulang karena:Sudah 5 tahun lebih sejak kami memiliki anak kucing. Apalagi Tobi super sensitif sama keberadaan kucing baru. Selain itu dia kan masih bayi kan. Pada saat itu langsung dibawa ke dokter deh. Ternyata jamuran dan mencret juga. Untungnya, kata dokter udah ga usah pake susu bayi kucing karena Kancil mau makan makanan kucing yang basah.
Pengeluaran ekstra, tentu. Baru 1-2bulan cuma bisa makan yang basah dan minum air saja. Sudah gitu lapar terus (karena tidak bisa menyusui ke induknya) dan tentu saja poop terus. Yaa pokoknya sampai akhirnya dia bisa makan makanan kering, perjuangan untuk mamam kucingnya sesuatu banget. Belum bisa dimandikan pula karena masih terlalu kecil padahal jamurnya hih bisa ke manusia juga. Duh serba salah deh pokoknya awal-awal ada kancil.

…dan sepertinya Genji kayak merasa “lega” pas ada Kancil. Gatau kenapa, tatapannya Genji pas ada kancil tuh ngga kayak kucing agresif atau memusuhi. Malah beneran ramah (nggak kayak ke tobi/bulbul yang suka tiba-tiba nyerang). Ternyata bener aja gak lama kemudian malah genji yang pergi selamanya. Mungkin karena itu ya menerima si bayi. Pokoknya “kakak”able deh Genji ke Kancil tih. Huhuhu.
Ternyata sesi repot saya dan adik saat mengurus Kancil ini hanya sesaat… sebelum Kancil mulai banyak gaya hhahah sed.
Tentu saja kalau melihat di foto sekilas mungkin kelihatan ya perkembangan si Kancil. Satu yang pasti, ternyata mungkin ini ya perasaan tidak rela para ibu melihat anaknya menjadi besar (heh). Tapi saya dan adik merasa Kancil terlalu ceoat besar huhu. Awal ke rumah tuh hopeless, maunya nempel ke saya (tapi ga mau karena ngagokan kalo ngajar) atau ke adik (dengan tidur di meja kerja dia deket laptop, mencari kehangatan). sampai sekarang kelakuannya ampun deh.
Sebenarnya kasihan juga sama Kancil, soalnya dia kayak ga punya teman seumuran buat main. Sama Tobi tidak digubris, sama bulbul dikacangin, jadiny? Ya tentu saja menyerang saya dan adik-adik saya. Cakar dan gigitan sudah jadi makanan sehari-hari kami. Selain itu, karena masih bocah juga kan, Kancil suka antusias mencoba berburu binatang yang ada di tumah atau iseng menepok kaki orang rumah yang lewat.
Ada 1 persamaan antara Tobi dan Kancil: ternyata takut orang baru 🥲 hue padahal saya sedikit berharap Kancil bisa berbaur lah ya… tapi ternyata hadeh. Kelakuannya juga ternyata mirip tobi juga: kadang suka iseng jailin ibu (menepok kaki itu kebiasaan iseng tobi).
Sebenarnya, adik saya membuatAkun Instagram untuk kucing di rumah. Segala kehidupan para kucing di rumah ya dipost di situ. Kalau berkenan minta follownya dong kaka-kakaaa. Heheh.
Jadi intinya gimana ngurus anak kucing setelah sekian lama? Repot. Jelas. Tapi di sisi lain mereka juga menjadi salah satu cara agar saya bisa tetap waras. Mohon doanya ya para pembaca, supaya saya, keluarga, para kucing di rumah, dan para pembaca tetap sehat terus.