Kirim Pesan ke Dosen

Sebelum masuk ke konten utama, saya ucapkan “Selamat Hari Raya Idul Adha”. Semoga yang melakukan ibadah haji maupun yang melakukan Qurban mendapatkan pahala yah.

Untuk kali ini, saya mau bahas tweet yang entah mengapa jadi cukup ramai dan ternyata masuk ke Trending Topic di twitter.

Terkadang, wacana seperti ini bisa membuat kita, yang membaca tweet berisi gambar pesan dari mahasiswa ini, merasa geram, atau malah semacam biasa saja. Saya sempat baca beberapa balasan dari twit menfess ini. ada yang tidak setuju dengan cara menjawab dosennya (terutama karena penggunaan kata “bodoh” saat membalas pesan dari mahasiswa). Tetapi saya juga paham mengapa dosen tersebut sampai berkata seperti itu. Kalau saya jadi mahasiswa tersebut, melihat balasan dosen ini saya bakal nangis. dibilang bodoh itu bikin sakit hati lah.

Kalau dilihat dari isi pesan mahasiswanya, ini juga terkesan kurang ajar juga. mengapa? lihat pada bagian pesan mahasiswa yang “bapak ada di kampus hari ini” dan jawaban dosen yang “jangan ganggu dosen di hari libur”. kalau misalnya tidak melihat balasan dosennya, pasti bakal dikira “lebay banget ya jawaban dosennya”. tetapi pada saat melihat pesan berikutnya, waduh. ya iya lah. Ya kalau waktunya libur siapapun juga tidak ingin diganggu gitu ya. Melihat urgensi pesannya yang seolah-oleh menggampangkan urusan surat rekomendasi, yang sepengalaman saya aja SUSAH BANGET untuk mengurusnya (pernah mengalami dan pada akhirnya memang gak jodoh sama salah satu program sih sebenernya heheh), justru ada satu pertanyaan yang ingin saya tanyakan kembali sama mahasiswanya: mengapa tidak dipersiapkan sejak lama? waktu untuk pelaksanaan kegiatannya juga saya rasa bukan sesuatu yang diinformasikan secara mendadak ya. isi pesan mahasiswanya jadi melanggar prinsip sopan santun ini. (ceileh beraasa pragmatik aja).

…tapi sebenarnya juga ini menjadi sedikit perhatian saya juga ya. Saya tidak tahu apakah pada saat ini hal semacam etika mengirimkan pesan ke dosen/orang-orang yang posisinya di atas kita di kalangan mahasiswa masih diajarkan oleh kakak tingkatnya atau tidak (tapi jaman saya kuliah dulu kayaknya secara tidak langsung diajarkan di UKM Paduan Suara Mahasiswa sih karena dari jaman kuliah aja udah udah kayak kerja kantoran kadang). Terkadang hal-hal mendasar seperti ini suka terlewatkan. Sejak dulu masih S1 (bahkan sampai sekarang sebetulnya) saya kalau mau kirim pesan ke dosen aja kadang bisa mules-mules,walaupun sebenarnya tergantung dosennya juga ya. Kalau memang dosennya seems ok with it, yawes saya bahasanya lebih santai. Tapi itu juga ngga banyak ya.

Jadi kalau menghubungi dosen baiknya gimana dong?

  • Kenali dulu karakter dosennya. Ada yang ok dihubungi kapan saja, ada juga yang benar-benar menerapkan jam tertentu.
  • Jam aman untuk menghubungi dosen adalah waktu kerja (Senin-Jumat, 08:00-16:00). Tapi ya itu, balik lagi ke dosennya gimana. Kalau misalnya dosen baru balas malam, ya sudah balas saja. Tapi JANGAN PERNAH mulai mengirim pesan malam-malam (kecuali kalau dosennya memang mengizinkan dan memang ada kepentingan ya beda lagi ya).
  • Gunakan bahasa yang baik, termasuk ke dosen muda. Jangan karena dosennya cuma beda sekian tahun sama kamu, jadinya seenaknya aja kirim pesan.
  • Jangan pernah mengirimkan isi pesan yang isinya seolah menyuruh beliau harus ke kampus. Ini sering banget kejadian (dan dulu saya pernah dicurhati juga sama dosen perihal ini. “Masa sih mahasiswa nyuruh saya yang datang. Yang butuhnya mereka…”) Justru kita yang kirim pesan harusnya bertanya “maaf, pak/bu, kira-kira kapan saya bisa bertemu bapak/ibu?” Karena kita tidak pernah tahu apa kesibukan dosen di luar jadwal ke kampus.
  • Kalau kirim pesan (terutama kalau pakai pesan WA atau SNS lainnya) jangan hanya salam. GAK SOPAN. Kalau mau, baiknya tulis salam, perkenalkan diri (minimal sebut nama, semester dan mengontrak matkul apa), baru sampaikan kepentingannya apa. Akhiri pesan yang kita kirim dengan ucapan terima kasih. Menulis pesannya juga jangan disingkat-singkat (walaupun memang ada kemungkinan dibalas sama dosennya dengan pesan yang disingkat sih ya. Yawes, legowo aja dulu). Toh saya rasa sekarang sudah jarang ya yang kirim pesan menggunakan fitur SMS (yang pengirimmannya bergantung karakter yang dipakai). Semuanya kirim dalam 1 pesan (jangan murudul heuheu)

    Mengapa harus memperkenalkan diri saat awal mengirim pesan? Tidak semua dosen seniat itu buat menyimpan nomor ponsel kita. Apalagi kalau dosennya rajin bersihkan histori chat. Ya sudah :).

    Buat contoh: “Assalamualaikum, Wr. Wb. Selamat sore bapak/ibu (nama dosen). Saya (nama sendiri), kelas ___ semester ___ yang mengontrak matkul ____ yang ibu/bapak ajarkan. Maaf mengganggu waktu istirahat ibu, ______________(isi pesan).
    Terima Kasih.”

Sekian tips dari saya! See ya!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.