Mengunjungi Kucing yang Bekerja sebagai Kepala Stasiun – Stasiun Kishi dan Stasiun Idakiso, Wakayama, Jepang 

Kalau berbicara tentang jalan-jalan ke Jepang, orang asing pada umumnya pasti akan memilih Tokyo, Osaka, Kyoto, Nara (+Yokohama, Disney land maupun Disney Sea), dan yakin pasti tidak akan ada yang kepikiran untuk datang ke prefektur Wakayama.

Lah, apaan dah Wakayama? di mana tuh?

Wakayama adalah salah satu Prefektur yang berbatasan dengan bagian selatan Prefektur Osaka. Welp, jujur saya juga tidak akan terpikirkan untuk datang ke sini, sampai saya teringat ada satu stasiun yang kepala stasiunnya adalah seekor KUCING.

Yap. betul sekali.

Zahra, seorang bucing, dan ada stasiun di Jepang yang pertama kalinya menggunakan kucing sebagai penarik wisatawan. Oh tentu saja saya tidak akan melewatkan kesempatan ini!

Sebetulnya saya sudah tahu jauh sebelum saya berencana untuk datang ke sini. Tapi saya selalu lupa, karena ya… lokasinya… di Wakayama. Lokasi yang cukup jauh dari Osaka, membuat saya berpikir ulang untuk pergi ke sini. Namun, karena saat liburan musim dingin lalu saya pergi ke Osaka, dan kebetulan dari stasiun terdekat dari tempat saya menginap lokasinya masih tidak terlalu jauh  (30 menit untuk sampai ke stasiun Wakayama saja), yaaa langsung lah saya pergi ke Wakayama!

Ternyata, setelah saya cari tahu, jarak dari Tempat saya menginap sampai ke Stasiun tempat kucing ini berada…. HEHEHEHHE… 90 MENIT (kalau pakai kereta biasa). yaaa selama di perjalanan pun saya memang menghabiskan waktunya untuk tidur.

Mari Kita Sedikit Berkenalan dengan Wakayama Dentetsu Kishigawa Line-Tama

Wakayama Dentetsu Railway, perusahaan kereta swasta yang berada di Wakayama,  adalah pengelola  jalur Kishigawa yang menjadi tujuan wisata saya. Awalnya stasiun ini hampir bangkrut karena permasalahan finansial yang terjadi sekitar tahun 2005. Namun keadaan itu berubah sejak munculnya Tama, si kucing telon yang menjadi maskot perusahaan ini.

Sebetulnya pengangkatan Tama yang dilakukan oleh pengurus stasiun Kishi pada tahun 2007 sebagai kepala stasiun merupakan “penghargaan” karena keberadaan Tama di stasiun Kishi pun menjadi penyelamat finansial perusahaan, bahkan meningkatkan potensi perekonomian sepanjang jalur Kishigawa. Oleh karena itu, Tama sampai mendapatkan penghargaan dari pemerintah setempat karena ya seberpengaruh itu keberadaan Tama dengan kebangkitan kondisi ekonomi di sepanjang jalur tersebut. Tama memang sudah mati pada tahun 2015, tetapi kita masih bisa melihat sosok tama melalui foto yang ada di stasiun maupun di Internet

Saat ini, kepala stasiun Kishi adalah Nitama, kepala stasiun generasi kedua yang menggantikan posisi Tama. Selain itu sebenarnya ada Sun-Tama-Tama yang posisinya di Prefektur Okayama, dan Yontama, yang pos utamanya berada di Stasiun Itakiso (salah satu stasiun yang berada di jalur Kishigawa)

Cara menuju Stasiun Kishi

Satu hal yang cukup menarik buat aku, di sini masih menggunakan tiket manual. (iya, kamu tidak bisa menggunakan suica atau pasmo atau uang elektronik lainnya). Sebagai gantinya, kita bisa membeli tiket ini di stasiun Wakayama, saat kita masuk ke peron 9 tempat jalur Kishigawa berada. Saat masuk ke peron 9 kita harus menyentuh uang elektronik/menunjukkan tiket yang kita gunakan ke gate yang telah ditentukan, lalu membeli tiket untuk menggunakan jalur ini. Pada saat saya ke sana terdapat 2 pilihan tiket unutk turis, beli per stasiun tujuan atau membeli one day pass. Saya memutuskan untu membeli yang one day pass karena harganya sedikit lebih murah.   

Bentuk Tiket One Day Pass
di dalam kereta Tama
Kereta yang saya naiki saat menuju Stasiun Kishi dari Stasiun Wakayama. TERLALU LUCU TOLONGGGGGGGGGG SENANG SEKALI LIHAT INI :””DDD

Ada yang cukup menarik dari kereta ini. Kereta ini mungkin bisa dibilang one man ressha atau kereta yang beroperasi oleh satu orang saja (masinis merangkap kondektur), jadi kalau misalnya kamu naik kereta ini tidak menggunakan one day pass, kamu harus menunjukkan tiket yang kamu ambil dari stasiun yang kamu naiki, saat turun harus pergi ke gerbang paling depan untuk membayar tiketnya ke masinis. Saat turun dari kereta pun, meski menggunakan one day pass, kita harus menunjukkan tiket tersebut kepada masinis. Kereta semacam ini tidak akan kamu temui di kota besar. Buat saya sendiri pun ini menjadi pengalaman yang cukup menarik karena ya sebagai orang yang pernah tinggal di kota satelit, hal seperti ini terkesan seperti sudah ketinggalan jaman. Namun ternyata yaaa masih ada sistem seperti ini, terutama di pedesaan.

Beberapa Dokumentasi yang Saya Ambil saat Berada di Jalur Kishigawa

Stasiun Kishi, Wakayama

Saat saya sampai di stasiun Kishi, hal pertama yang saya lakukan, tentu saja mencari kucing yang menjadi obos stasiun ini.

Nitama, si kucing berusia 12 tahun (per tahun 2023)

Pas melihat Nitama, saya langsung teringat sama kucing di rumah yang kerjaannya tidur melulu sih. meskipun agak sedih karena tidak boleh memegang langsung, tetapi hanya dengan melihat langsung kucing legendaris Nitama pun saya sudah bersyukur. Apalagi untuk usia 12 tahun, Nitama masih bisa dibilang sehat yaaa.

Asalnya, saya ingin mencoba jalur wisata buah yang berada di kawasan stasiun Kishi. namun karena saya ada keperluan tertentu、saya memilih untuk mengurungkan niat tersebut. Kalau penasaran bisa buka tautan ini ya! Terus sebagai bukti kalau saya ke sini, sebenarnya saya membeli Youkan, semaacm agar-agar tradisional Jepang yang diproduksi oleh warga lokal. ASLI RASANYA BEDA BANGET SAMA YANG ADA DI KANTO. Benar-benar terasa buah-buahannya.  apalagi ini memang produk yang hanya bisa diperoleh di kawasan Kinokawa, tempat stasiun Kishi berada. tapi tidak menyesal. kalau ada rejeki, ingin sih jalan-jalan lagi ke sini, tentu saja berangkat lebih pagi supaya bisa lebih puas.

Foto dulu dong di depan stasiun.

Setelah sekitar 30 menit (iya, memang tidak lama kok), saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan saya menuju Stasiun Idakiso, lokasi bos Yontama berjaga pada hari itu. yaaaa… namanya juga kucing. saat saya sampai ke stasiun ini pun, ya tidur ibuk obos Yontama.

Yontama sedang bobok, dari saya datang hingga pulang.
Kuil Itakiso. Hanya foto dari luar karena memang tidak terlalu berniat untuk mengunjungi kuilnya.
Sejarah Yontama (maaf ya memang bahasa Jepang semua, tapi kalau ada yang sedang belajar bahasa Jepang dan mau mencoba menantang diri membaca teks berbahasa Jepang, silakan! dibaca)
spot buat foto bersama ndoro Tama
tidak lupa untuk ambl foto juga (terima kasih buat yang sudah membantu buat memfoto saya :D)
Jalan menuju kuil Itakiso
Pajangan Penghargaan yang ada di stasiun Idakiso
Depo Kereta Wakayama Dentetsu, ada kereta yang sedang tidak digunakan, padahal ingin coba naik juga.
Salah satu ilustrasi dengan tema “Tama”. seberpengaruh itu lho, Tama bagi warlok!

Oleh-Oleh dari Stasiun Kishi

Namanya juga orang Indonesia, apakah kalian pikir saya tidak membeli oleh-oleh??? apalagi ini KUCING!!!!!!!WEI tentu saja saya membeli dong!

Sebenarnya ada oleh-oleh gratisnya. Mungkin bagi yang sudah pernah ke Jepang, tahu lah ya kalau di Jepang itu banyak banget cara buat mengunpulkan hal-hal unik, salah satunya adalah mengumpulkan Cap! iya, kamu gak salah baca kok. mengumpulkan cap. Tapi mengumpulkan cap stempel di Jepang memang seru kok. Ini bisa menjadi alternatif buat bukti kalau kamu sudah datang ke suatu tempat. saya pun melakukan ini.

Tentu saja tidak hanya yang gratis, saya juga membeli beberapa oleh-oleh sebagai kenangan kalau saya ke Stasiun Kishi, Wakayama.

set kartu pos, map, dan Washi Tape

Oh iya, sebagai catatan, saya melakukan perjalanan ini sendiri ya. karena tidak banyak yang akan sanggup dengan gaya perjalanan saya yang ke mana-mana menggunakan 18 Kippu aka ngeteng kereta dari Saitama menuju Osaka. Meskipun saya tidak menggunakan tiket 18 kippu untuk ke Wakayama, tapi saya yakin tidak ada yang sanggup untuk melakukan perjalanan buang-buang waktu ini.

Beberapa Hal yang mungkin harus diperhatikan

1. Wakayama Dentetsu Line mungkin merupakan gambaran salah satu perusahaan kereta yang harus menghidupi pekerjanya dengan cara yang kreatif. Keberadaan kereta Tama mungkin bisa menjadi bukti perjuangan tersebut. Mereka mungkin menggunakan unit yang cukup lama tapi masih bisa beroperasi dengan baik.

2. Perjalanan menuju stasiun Kishi dari Wakayama merupakan gambaran kehidupan di desa-desa di Jepang. Ternyata tidak semua desa/daerah di Jepang sudah secanggih yang kita bayangkan. Jarak antar stasiun yang jauh, pemandangan yang masih cukup alami menjadi teman saya selama perjalanan ini. Bagi saya yang selama di Jeang tinggal di kota satelit, banyak hal baru yang bisa saya rasakan dan alami selama di sini.

3. Kalau misalnya cari makanan halal di sini, yakin sih ga ada. Tapi saya ke sini memang bukan buat cari makanan ya. Kalau di sekitar stasiun Wakayama sih mungkin masih ada ya tapi ya balik lagi, saya ke sini melakukan perjalanan yang cukup frugal dan ngirit. Jadi, onigiri konbini is my friend selama trip hari itu 🤣

Sekian!

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.